Skip to main content
Peternak Ayam

Bangkit Dikala Pandemi

Usaha berukuran 10x5 Meter terlihat berdiri kokoh diatas lahan perkarangan rumah di Desa Giri Mulya Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara. Di dalamnya berisi sekitar 100 ayam petelur tempat Asep Sucipto (29)

Pandemi Covid-19, membuat laju perputaran ekonomi terhambat. Beberapa daerah yang sempat memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat penjualan telur ayam terganggu. Harga telur otomatis anjlok karena konsumsi dari masyarakat berkurang.

Asep Sucipto  yang memanfaatkan program pemberdayaan Koprasi Desa langsung memanfaatkan peluang tersebut. Bagaimana agar usaha yang dirintisnya tetap maju dan bisa membuka peluang usaha.

"(Saat PSBB) harga telur bahkan hanya sampai 23 ribu perkilogram," kata Asep,

Memanfaatkan Peluang tersebut asep sucipto berfiki keras mencari jalan keluar. Akhirnya memutuskan meminjam dana Koprasi Desa untuk membangkitkan peluang usahanya tersebut untuk membeli Pakan dan Vitamin.

Meski menambah biaya pakan, ternyata hasil produksi hanya cukup untuk biaya operasional. Tetapi setidaknya itu lebih baik daripada ternak mereka gulung tikar.

Sekarang, seiring dengan adaptasi kebiasaan baru ada harapan baru pula untuk usaha mereka. Selain ayam yang bisa menghasilkan minimal 15 kilogram, hargapun sudah mulai normal yakni 26 ribu perkilogramnya.

 

Facebook comments

Adsense Google Auto Size